Pages

Rabu, 17 Agustus 2016

Cara Jitu Atasi Radang Tenggorokan



Sakit tenggorokan atau disebut faringitis, terjadi karena infeksi bakteri atau virus seperti dalam kasus flu. Kekebalan terhadap sakit tenggorokan baru terbentuk pada usia dewasa sehingga penyakit ini umumnya lebih banyak menyerang anak kecil dan remaja. Selain sakit saat menelan, sakit tenggorokan juga dapat disertai gejala berikut:
  • sakit kepala
  • Kelenjar yang membesar pada leher
  • Tonsil/amandel yang bengkak akibat radang
  • Nyeri Otot
  • Batuk
  • Hidung beringus

Cara Mengurangi Gejala

Meski dapat sembuh tanpa obat-obatan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala:
  • Hindari merokok. Juga hindari lingkungan penuh asap.
  • Remaja dan orang dewasa dapat mengisap permen pereda tenggorokan.
  • Hindari iritasi tenggorokan dengan tidak mengonsumsi minuman atau makanan yang terlalu panas.
  • Berkumur dengan air garam hangat untuk mengurangi radang tenggorokan.
  • Minum cukup air, terutama jika Anda sedang demam.

Saat yang Tepat untuk Menemui Dokter

Umumnya sakit tenggorokan akan sembuh dalam 3-4 hari tanpa konsumsi obat-obatan. Anda juga dapat mengonsumsi obat yang dijual bebas di pasaran seperti ibuprofen dan parasetamol, tapi sebaiknya Anda berkonsultasi kepada dokter jika mengalami:
  • Sakit tenggorokan yang tidak membaik setelah 2 minggu.
  • Beberapa kali sakit tenggorokan yang tidak dapat disembuhkan dengan obat-obatan pereda nyeri.
  • Sakit tenggorokan yang disertai demam berhari-hari di atas 38°C, dan tidak dapat diredakan dengan obat-obatan.
Pengobatan sakit tenggorokan baru akan ditangani dengan antibiotik jika gejala yang terdeteksi dianggap berisiko menimbulkan infeksi lebih serius. Sementara itu, kondisi berikut ini dapat memperburuk sakit tenggorokan:
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu seperti obat anti rematik yang membuat kekebalan tubuh menjadi lebih lemah.
  • Melemahnya sistem kekebalan tubuh misalnya akibat HIV/AIDS atau gagal ginjal kronis.
Sakit tenggorokan dapat disertai gejala-gejala seperti sakit saat menelan, sakit kepala, kelenjar yang membesar pada leher, radang yang menyebabkan tenggorokan sakit, dan perubahan warna tonsil menjadi merah. Sakit tenggorokan juga dapat disertai dengan gejala-gejala yang merujuk pada infeksi, antara lain:
  • Nyeri Otot
  • Batuk
  • Hidung beringus
  • Demam 38°C atau lebih
  • Kelelahan
Demam yang menyertai sakit tenggorokan sebaiknya segera diperiksakan untuk mendeteksi kondisi-kondisi lebih serius seperti:
  • Abses peritonsiler atau quinsy, yaitu pembengkakan bernanah antara langit-langit tenggorokan dan bagian belakang tonsil.
  • Epiglottitis, yaitu peradangan lipatan jaringan di belakang tenggorokan, di bawah lidah (epiglotis) yang bisa menghambat pernapasan tidak ditangani dengan baik.
  • Infeksi mononukleosis, yaitu infeksi virus Epstein Barr yang ditandai dengan pembesaran kelenjar getah bening, demam, dan sakit tenggorokan. Pendeteksian dilakukan dengan tes darah.
Umumnya sakit tenggorokan akan sembuh dalam 3-4 hari tanpa konsumsi obat-obatan. Anda juga dapat mengonsumsi obat yang dijual bebas di pasaran seperti ibuprofen dan parasetamol, tapi sebaiknya Anda berkonsultasi kepada dokter jika mengalami:
  • Sakit tenggorokan yang tidak membaik setelah 2 minggu.
  • Beberapa kali sakit tenggorokan yang tidak dapat disembuhkan dengan obat-obatan pereda nyeri.
  • Sakit tenggorokan yang disertai demam berhari-hari di atas 38°C, dan tidak dapat diredakan dengan obat-obatan.

Lebih Berisiko

Umumnya mereka yang lebih berisiko mengidap sakit tenggorokan adalah orang yang sistem kekebalannya sedang melemah karena sedang mengonsumsi obat-obatan atau mengidap penyakit tertentu.
Penderita penyakit tertentu berisiko mengalami komplikasi akibat sakit tenggorokan, yaitu:
  • Pengidap kanker sumsum tulang /leukemia.
  • Orang yang sumsum tulangnya tidak memproduksi cukup sel darah. Kondisi ini disebut anemia aplastik.
  • Pengidap HIV/AIDS.
  • Pengidap asplenia, yaitu ketika organ limpa telah diangkat atau tidak dapat bekerja dengan baik.
  • Pasien pengidap artritis yang mengonsumsi obat disease-modifying anti-rheumatic drug (DMARD). Efek samping obat-obat jenis ini adalah penurunan tingkat kekebalan tubuh.
  • Pasien kemoterapi.
  • Pasien yang menjalani pengobatan anti-tiroid seperti carbimazole.
  • Pasien yang telah menjalani transplantasi organ dan mengonsumsi obat-obatan yang menghentikan kerja sistem imun atau imunosupresan.
Sakit tenggorokan umumnya disebabkan infeksi mikroorganisme yang menyebabkan pilek.

Virus dan Bakteri Penyebab Infeksi

Ada banyak virus dan bakteri penyebab sakit tenggorokan. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
  • Parainfluenza virus, coronavirus dan rhinovirus (penyebab-penyebab paling umum)
  • Virus influenza tipe A dan B sebagai penyebab flu.
  • Adenovirus yang juga menyebabkan peradangan selaput mata.
  • Virus herpes tipe 1 sebagai penyebab luka melepuh di sekitar bibir.
  • Beberapa tipe bakteri streptokokal sebagai penyebab infeksi streptokokal.
  • Virus Epstein-Barr (EBV) sebagai penyebab demam kelenjar.
  • Cacar air.
  • Difteri: penyakit pernapasan parah.

Bagaimana Anda Tertular?

Infeksi biasanya terjadi di tempat atau fasilitas umum.  Selain melalui sentuhan langsung dengan pengidap atau benda yang baru dipegangnya, virus flu menyebar melalui udara saat seseorang yang sedang terinfeksi batuk, bicara, atau bersin.
Infeksi menyebabkan peradangan pada tonsil di sisi kanan dan kiri tenggorokan Anda (tonsillitis) dan pada bagian belakang tenggorokan (faringitis).
Pemicu sakit tenggorokan yang tidak menular
Dalam beberapa kasus yang lebih jarang terjadi, sakit tenggorokan dapat timbul karena hal selain virus dan bakteri, yaitu:
  • Ketegangan otot akibat berteriak-teriak dalam waktu lama.
  • Tumor yang mengandung kanker pada tenggorokan, lidah, atau laring.
  • Iritasi pada tabung nasogastrik. Ini adalah tabung yang digunakan saat seorang pasien tidak dapat mengonsumsi makanan atau minuman melalui mulut. Tabung tersebut melintasi hidung ke perut untuk meneruskan makanan cair.
  • Alergi pada serbuk sari atau spora yang disebut hayfever.
  • Mengidap kanker sumsum tulang (leukemia) atau anemia aplastik, yaitu kondisi saat sumsum tulang tidak memproduksi cukup sel darah.
  • Penyakit asam lambung akibat refluks atau naiknya asam lambung dari perut ke tenggorokan.
  • Iritasi yang disebabkan alkohol atau rokok.
  • Mengidap penyakit Kawasaki yang umumnya menyerang balita.
  • Peradangan pada lapisan mulut yang dapat disebabkan kemoterapi atau radioterapi.
Umumnya sakit tenggorokan dapat sembuh dalam kurang dari satu minggu. Beberapa tips dan obat-obatan dapat membantu memperingan gejala yang Anda alami.
Pertolongan pertama mengobati sakit tenggorokan
Anda disarankan melakukan beberapa hal berikut jika sedang terkena sakit tenggorokan:
  • Konsumsi minuman hangat dan makanan yang lunak.
  • Hindari merokok atau menghirup asap rokok.
  • Berkumurlah dengan air garam atau obat kumur antiseptik untuk mengurangi rasa sakit.
  • Jika sakit tenggorokan Anda disertai demam, konsumsi cukup air minum.
  • Pasien dewasa dapat mengisap es batu atau permen pelega tenggorokan.
  • Hindari makanan dan minuman yang terlalu panas atau terlalu dingin karena keduanya dapat menyebabkan iritasi.
Mengonsumsi obat-obatan pereda rasa sakit
Analgesik atau obat-obatan seperti ibuprofen dan parasetamol umumnya disarankan untuk menangani sakit tenggorokan, terutama jika disertai demam. Berikut ini adalah panduan untuk mengonsumsinya:
  • Selalu baca petunjuk penggunaan obat agar tidak kelebihan dosis.
  • Hindari aspirin dan ibuprofen jika Anda mengalami atau pernah mengalami sakit ginjal atau hati, serta masalah perut seperti tukak atau radang dinding lambung.
  • Aspirin tidak boleh dikonsumsi anak berusia di bawah 16 tahun.
Penggunaan antibiotik
Berikut ini adalah alasan kenapa antibiotik tidak disarankan diberikan untuk menangani sakit tenggorokan:
  • Menggunakan terlalu banyak antibiotik untuk menangani penyakit sederhana dapat mengakibatkan penggunaannya menjadi tidak efektif saat menangani penyakit berbahaya dimasa yang akan datang.
  • Umumnya sakit tenggorokan lebih sering disebabkan oleh virus dibandingkan oleh bakteri jadi antibiotik tidak akan mempan melawan virus.
  • Bahkan jika sakit tenggorokan yang Anda derita disebabkan oleh bakteri, dampak antibiotik terhadap penyakit ini sangat sedikit. Sebaliknya justru dapat menimbulkan efek samping yang merugikan.
Akan tetapi pada situasi tertentu, dokter tetap meresepkan antibiotik, yaitu:
  • Pada pengidap gangguan katup jantung.
  • Sakit tenggorokan Anda benar-benar parah dan tidak tertahankan.
  • Saat Anda sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu seperti carbimazole untuk menangani kelainan kelenjar tiroid. Obat-obatan semacam ini bisa memperlemah sistem kekebalan tubuh.
  • Saat sistem kekebalan Anda melemah karena gagal ginjal atau diabetes, sehingga Anda berisiko mengidap infeksi serius.
  • Berulang kali mengidap infeksi akibat bakteri streptokokus kelompok A.
  • Anda punya riwayat pernah mengidap demam rematik, yaitu kondisi yang menyebabkan peradangan yang menyebar ke seluruh tubuh.
Bedah tonsilektomi
Prosedur ini dilakukan jika seorang anak mengalami infeksi amandel/tonsil  berulang kali. Tonsilektomi dijalankan dengan mengangkat kedua amandel.

Kondisi Darurat

Sakit tenggorokan umumnya dapat ditangani di rumah, tapi Anda perlu berobat ke dokter secepatnya jika sakit tenggorokan Anda disertai gejala-gejala berikut ini:
  • Air liur mengalir tidak terkendali.
  • Mengi.
  • Susah bernapas, menelan, atau bicara.
  • Disfagia atau kesulitan menelan makanan dan minuman.
  • Suara nyaris tidak terdengar.
  • Ruam.
  • Nyeri pada sendi.
  • Darah pada air liur.
  • Benjolan pada leher.
  • Sakit pada telinga.

Gejala Penyakit yang Lebih Serius

Terdapat kemungkinan bahwa sakit tenggorokan Anda dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius.
Konsultasikan kepada dokter jika Anda mengalami sakit tenggorokan yang tidak mereda hingga lebih dari 3 minggu. Berikut ini adalah beberapa penyakit yang mungkin dialami:
Kanker
Sakit tenggorokan yang bersifat menetap atau tidak kunjung sembuh dapat menjadi gejala dari beberapa jenis kanker, seperti kanker tenggorokan. Jenis kanker ini umumnya menyerang orang berusia lebih dari 50 tahun.
Penyakit demam kelenjar
Demam kelenjar yang juga sering disebut infeksi monokleosis ini sering menyerang remaja dan dewasa muda berusia 15 hingga 30 tahun. Infeksi virus dengan gejala sakit tenggorokan ini dapat berlangsung hingga 6 minggu.

Apa Saja Cara Mencegah Sakit Tenggorokan?

Umumnya sakit tenggorokan sulit dicegah karena disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Hal-hal berikut ini dapat mengurangi risiko infeksi:
  • Berhenti merokok dapat memperkuat kekebalan tubuh Anda dan mengurangi risiko iritasi pada tenggorokan.
  • Selalu cuci tangan dengan teratur, terutama setelah menggunakan fasilitas umum. Selalu bawa cairan antiseptik jika Anda jauh dari jangkauan keran air.
  • Bersihkan barang-barang yang sering digunakan bersama di rumah atau tempat kerja, seperti gagang telepon, gagang pintu, pengendali TV.
  • Hindari berbagi-bagi makanan, minuman, serta peralatan makan dan minum.
  • Kenakan masker saat berkendaraan dan ketika berada di tempat-tempat umum yang penuh dengan kerumunan orang seperti dalam bus dan kereta. Masker juga sebaiknya dikenakan saat sedang bersih-bersih.
  • Hindari asap rokok.
sumber : alodokter.com

Senin, 15 Agustus 2016

Bahan Titanium Untuk Perhiasan, Amankah ?



Sifat Kimia dan Fisika Titanium

Perilaku kimia titanium menunjukkan banyak kesamaan dengan silika dan zirkonium, sebagai unsur pada kelompok transisi pertama.
Sedangkan sifat kimianya dalam larutan air memiliki beberapa kesamaan dengan krom dan vanadium.
Titanium adalah logam transisi ringan dengan warna putih-perak dan memiliki karakteristik kuat, berkilau, serta tahan korosi.
Titanium murni tidak larut dalam air tetapi larut dalam asam pekat.
Logam ini membentuk lapisan oksida pelindung pasif (menyebabkannya tahan korosi) saat terkena udara pada suhu tinggi.
Keadaan oksidasi utama adalah 4+, meskipun keadaan 3+ dan 2+ juga dimungkinkan meskipun kurang stabil.
Unsur ini bisa terbakar di udara ketika itu dipanaskan untuk membentuk TiO2, dan ketika dikombinasikan dengan halogen.
Meskipun tidak ditemukan terikat dengan unsur-unsur lain di alam, titanium merupakan unsur kesembilan paling melimpah di kerak bumi (0,63% massa) dan terutama terdapat dalam batuan beku serta batuan sedimen yang berasal dari peluruhan batuan beku.
Mineral titanium penting diantaranya adalah rutile, brookite, anatase, illmenite, dan titanite. Bijih illmenite terutama ditambang di Australia Barat, Norwegia, Kanada, dan Ukraina.
Produksi titanium dunia diperkirakan sekitar 90.000 ton per tahun, sedangkan produksi titanium dioksida berkisar 4,3 juta ton per tahun.

Penggunaan Titanium

Titanium dioksida banyak digunakan sebagai pigmen putih dalam lukisan outdoor karena memiliki sifat inert, daya pelapis mumpuni, serta tahan terhadap paparan sinar UV matahari.
Titanium dioksida juga pernah digunakan sebagai pemutih dan agen opicifying pada enamel porselen sehingga tampak lebih cerah dan tahan asam. Sebuah lipstik umumnya mengandung 10% titanium.
Paduan titaium dikenal memiliki karakteristik kuat meskipun berada pada suhu tinggi, ringan, tahan korosi, dan kemampuannya menahan suhu ekstrim.
Karena sifat-sifat ini, paduan titanium terutama digunakan di pesawat terbang, pipa untuk pembangkit listrik, pelapis baja, kapal laut, pesawat ruang angkasa, serta rudal.
Titanium dikenal memiliki kekuatan setara baja namun 45% lebih ringan.
Dalam bidang medis, titanium digunakan untuk membuat pinggul dan lutut buatan, serta pen untuk memperbaiki tulang yang patah.

Efek Kesehatan Titanium

Tidak ada peran biologis yang dikenal dari titanium. Asupan titanium pada manusia berkisar 0,8 mg/hari, tapi kebanyakan langsung dibuang tanpa diserap.
Unsur ini dikenal tidak beracun sehingga bisa ditolerir tubuh dalam jumlah moderat.
Hanya saja, paparan berlebihan pada manusia dapat menyebabkan perubahan di paru-paru sehingga memicu beberapa keluhan seperti sesak dan nyeri dada, batuk, serta kesulitan bernapas.
Kontak dengan kulit atau mata dapat menyebabkan iritasi.

Dampak Lingkungan Titanium

Dalam bentuk bubuk logam, logam titanium menimbulkan bahaya kebakaran dan bila terpapar panas di udara bisa meledak.
Tidak ada efek lingkungan negatif akibat titanium pernah dilaporkan.
sumber : amazine.co